Ditolak Kedua Kalinya

by - May 10, 2018

Assalamu’alaikum.

Sudah lama sekali tidak menulis. Agak kaku sedikit sih hehe. Oke kali ini aku bakal menceritakan suatu moment dalam hidupku yang nano-nano rasanya.

Hampir sebulan yang lalu tepatnya tanggal 17 April 2018, aku merasakan sedih,kecewa, dan marah campur aduk dalam satu waktu. Kebayang ga sih kalut nya, ga bisa berpikir jernih yang ada cuma ingin marah meluapkan emosi aja. Yups, saat itu pengumuman SNMPTN 2018.


Sehari sebelumnya,tanggal 16 April 2018, adalah agenda kelas aku buat refreshing menghilangkan penat setelah tempur dalam menghadapi UN. Kami pergi ke villa yang berada di daerah Parongpong. Hari itu sangat menyenangkan seolah-olah tidak ada beban yang akan kami hadapi esok hari. Kegiatan di villa skip. Besoknya kami check out dari villa sekitar jam 11 siang. Aku tiba di rumah jam 1 dengan keadaan di rumah tidak ada siapa-siapa a.k.a sendirian. By the way pengumuman SNMPTN jam 5 sore berarti sekitar 4 jam lagi aku akan melihat pengumuman itu.

Jam menunjukan ke angka 5, itu artinya pengumuman SNMPTN sudah bisa di akses. Niatnya sih mau buka pas keluarga kumpul biar lebih kerasa hehe tapi cuma teteh yang belum pulang. Antara ingin buka tapi takut hasilnya diluar yang aku harapkan. Satu persatu temanku memberi kabar gembira bahwa mereka lulus SNMPTN di prodi yang mereka cita-citakan dengan memperlihatkan screenshot hasil SNMPTN dengan warna hijau, artinya lulus. Aku ikut senang saat mendengar kabar bahagia itu, tetapi di samping rasa senang itu ada rasa takut. Bagaimana denganku? Apa hasilnya akan sama seperti mereka? Atau justru malah sebaliknya?

Kalian bisa bayangkan gimana rasanya saat itu so frustrated. Bulak-balik kamar mandi gara-gara mau nangis padahal buka aja belum lebay amat yaa. Akhirnya aku memutuskan buat buka pengumuman saat itu. Sebelumnya aku ngirim pesan ke teteh kalau aku bakal buka hasil SNMPTN.

“Mah abi bade buka hasil SNMPTN”, aku bilang ke mamah. Pas aku ketik no. pendaftaran trus tanggal lahir dan search hasilnya, and you know? I see red in my screen. Bertuliskan “Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2018. Silahkan mengikuti SBMPTN 2018.”

Rasanya lebih-lebih dari ditolak sama gebetan sedih banget kan yaa huhu. Dan saat itu aku harus mengakui kenyataan kalau aku bakal menghadapi dan merasakan yang namanya SBMPTN. Teman-temanku memberikan support dan motivasi kalau ini bukan rezeki, mereka yakin aku kuat mengahadapi SBMPTN. Aku berusaha buat ga nangis dihadapan mamah, aku gamau ia ngeliat anaknya lemah seperti putus asa. Nahan buat ga nangis disaat ingin nangis sejadi-jadinya itu sangat nyesek guyss.

Malamnya aku liat daftar nama yang diterima SNMPTN. Rasanya tambah sedih saat liat salah satu temenku lulus di prodi yang aku pilih. Marah? Tentu. Aku menyalahkan dia sebab dari aku tidak lulus SNMPTN. Pikiran dan hatiku saat itu tertutup oleh kemarahan. Padahal ga seharusnya aku kesel sama dia. Maafkan aku.

Besoknya aku nangis di rumah pas lagi sendiri. Kalau dipikir-pikir kenapa nangis ya. Ketemu sama temen (kebetulan ada 2 orang yang sama ga lulus) yang diobrolin masih SNMPTN. Memang sih diucap bilangnya ikhlas mungkin belum rezeki tapi dihati masih menyimpan kesedihan, kemarahan, dan tidak terima dengan kenyataan. Beberapa hari kemudian, aku sadar semua ini udah jalannya. Memang aku ga bakal lulus SNMPTN karena memang bukan rezekinya dan temanku yang lulus itu emang rezekinya dia. Aku mulai sadar bahwa rezeki setiap orang sudah diatur oleh Allah. Dengan tidak lulus nya aku di SNMPTN pasti ada hikmah dibalik itu, mungkin Allah masih ingin liat aku berusaha dan berjuang belajar, serta berdoa kepada-Nya. Buku SBMPTN yang aku beli beratus-ratus ribu pun tidak akan sia-sia. Mulai berpikir positif dan bangkit dari kesedihan. Melupakan SNMPTN dan melihat SBMPTN yang akan aku hadapi sekarang.

Alhamdulillah ada 2 temanku yang lulus SNMPTN mau membantu aku dan temanku (2 orang yang ga lulus) buat menghadapi SBMPTN. So lucky to have friends like them. Mereka meminjamkan buku-buku bimbel mereka, menjadwalkan try out 'ala-ala', dan tidak lupa memberi semangat dan motivasi. Itu yang kami perlukan saat itu, yaitu dukungan. Terima kasih banyak sahabatku sekaligus tutorku, love them so much.

Hampir 3 minggu kami belajar bersama. Dari pagi sampai malam, begadang hingga menginap kami lakukan untuk menaklukkan SBMPTN. Salah satu guruku juga membantu muridnya yang ikut SBMPTN dengan memberikan tambahan sejarah, kebetulan ia guru sejarah. Banyak latihan soal yang kami kerjakan. Terima kasih bu Mery, guru sejarahku. Atas waktu dan dukungannya terima kasih.

Pernah terlintas ada keraguan dalam diriku, apakah aku akan sanggup menghadapi SBMPTN?

Tetapi berkat dukungan dari teman-teman, keraguan itu mulai hilang dan diganti dengan keyakinan bahwa aku pasti bisa menghadapi ini. Tak lupa setiap hari aku berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan dan kelancaran.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Siap tidak siap harus siap. Selasa 8 Mei 2018 adalah hari yang sangat menegangkan. Aku berangkat jam 8 diantar oleh teteh ke SMKN 2 Bandung, sesampainya disana langsung mencari ruangan karena kemarinnya ga survey dulu. Akhirnya aku menemukan ruangannya dan menunggu sekitar satu jam lebih hingga ada pengawas yang mempersilahkan kami untuk masuk ruangan. Kebetulan sekali mejaku tepat di depan meja pengawas. Tegang sekali rasanya. Tapi alhamdulillah aku bisa menenangkan diriku sendiri.

Waktu pengerjaan pun dimulai. Aku mengerjakan soal dengan sangat tenang. Aku tidak akan menceritakan lebih lanjut. Pokonya soal SBMPTN sangat menantang dan alhamdulillah dengan rasa percaya diri dan yakin bisa akhirnya aku selesai mengerjakannya. Perjuangan selama ini memahami materi, latihan soal, hingga try out bisa terbayarkan dengan ujian SBMPTN tadi.

Ada banyak berita simpang siur terkait penilaian SBMPTN. 

“Harus jawab semua”

“Jangan jawab kalau ragu” 

“Nembak aja”

“Kerjain yang sekiranya bisa aja”

“Berpengaruh ke penilaian akhir nanti” 

Sebenernya ucapan-ucapan itu udah menyebar sebelum SBMPTN, ditambah juga berbagai bimbel mengeluarkan tips dan strategi dalam menjawab soal SBMPTN. Aku yang memang tidak bimbel agak bingung harus mengikuti strategi yang mana. Toh saat pengerjaan pun aku menjawab seperti saat ujian biasa, tidak terpikirkan strategi apapun akibat terlalu fokus kayanya hehe.

Banyak ketakutan dari para pejuang SBMPTN 2018 dalam menunggu hasilnya nanti karena sistem penilaian yang tidak pasti. Jujur sih aku juga ada rasa takut, tetapi yakin inshaallah hasilnya terbaik. Aku udah berusaha semaksimal mungkin. Sekarang tinggal serahkan semua kepada Allah dan berdoa semoga apapun hasilnya itu adalah yang terbaik untukku dan semoga rezekinya ada di SBMPTN. Aamiin.

Besoknya tanggal 9 Mei 2018 adalah pengumuman PMDK POLBAN (aku daftar PMDK POLBAN). Di grup Whatsapp, wali kelasku memberikan selamat kepada 2 orang teman kelasku yang lulus PMDK POLBAN. Dengan cepat aku membuka laman pengumuman POLBAN. Hasilnya membuatku tersenyum lagi. Tersenyum dengan perasaan sedih. Tulisan merah lagi yang kudapat. Aku tidak lulus PMDK POLBAN. Dua kali tidak lulus beginilah rasanya. Ditolak untuk yang kedua kalinya, sedih sekali. Lebih sedih lagi saat teman kelasku lulus di prodi yang aku pilih juga. Terulang lagi kesedihan yang kedua kalinya. Eitsss sedih bukan berarti aku tidak senang. Alhamdulillah aku ikut senang mendengar kabar bahagia itu. Marah? kali ini tidak karena aku yakin itu bukan rezekiku lagi.

So, itulah ceritaku teman-teman. Tidak lulus bukan berarti harus sedih berlarut-larut atau menahan kesedihan. Rasa sedih itu wajar kok kalau ingin menangis, menangis aja itu akan membuat lebih tenang, tetapi ingat jangan menangis terus. Bangkitlah teman. Usap air mata dan lihat kedepan. Masih banyak jalan yang bisa kita lewati. Ada pepatah kan ‘banyak jalan menuju Roma’. Tidak lulus SNMPTN, PMDK, ujian lainnya bukan berarti kita gagal. Ini bukan akhir dari segalanya. Ini adalah proses kita mencapai kesuksesan. Pasti ada hikmah dibalik ini semua. Selalu berpikir positif dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selalu berdoa kepada Allah untuk diberikan jalan yang terbaik. Proses tidak akan mengkhianati hasil. Jika kita yakin usaha kita sudah maksimal dan berhusnudzon kalau Allah bakal ngasih yang terbaik inshaallah hasilnya akan terbaik dari yang terbaik.

Semangat untuk para pejuang SBMPTN 2018. Kita tunggu hasilnya 3 Juli nanti. Semoga kabar bahagia untuk kita semua Aamiin.

Selalu berpikir positif dan jangan lupa bahagia.

Wassalamu’alaikum.


Picture by pinterest https://pin.it/zm6f374iksbgac

You May Also Like

0 Comments