Istighotsah di Masjid Raya Bandung
Pagi tadi sekitar jam 6, aku sudah berpakaian rapi dengan
baju bernuansa putih. Karena pada hari ini tanggal 16 Maret 2018, SMAN 4
Bandung akan mengadakan istighotsah dan do’a bersama menyambut kegiatan USBN
dan UNBK, yang diikuti tidak hanya kelas 12 saja tetapi oleh seluruh
siswa-siswi SMAN 4 Bandung dan juga tentunya bersama bapak-ibu guru. Bertepatan
di Masjid Raya Bandung.
Sebelum acara dimulai, kami yang sudah datang dipimpin oleh Pak Jajang bershalawat
bersama. Acara dimulai sekitar jam 7 lebih,
diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Pak Jajang. Acara ini akan dipandu oleh imam besar Masjid
Raya Bandung (lupa namanya siapa).
Sebelum Istighotsah dimulai, beliau memberikan sedikit
kajian kepada kami. Bahwa mata kita bisa melihat dengan baik itu karena ada cahaya, seperti matahari, lampu, bulan, dan lain sebagainya. Karena bantuan
cahaya itu kita dapat melihat bahkan berjalan dengan baik. Tetapi mata kita memiliki
kelemahan, disaat melihat benda yang sangat amat jauh pastinya tidak akan
terlihat, begitu juga jika melihat benda dengan sangat dekat tidak akan terlihat
jelas.
Kita pun memiliki yang namanya mata batin. Berbeda dengan mata yang biasa kita gunakan untuk melihat, mata batin dapat merasakan sesuatu meskipun itu tak nampak. Mata batin kita juga dapat melihat jika ada cahaya. Cahaya
yang dimaksud disini bukan cahaya matahari ataupun lampu. Tetapi cahaya hati
kita yang bersih. Jika kita susah melihat sesuatu walaupun itu nampak baik berarti
ada yang salah dengan hati kita. Hati kita kotor dengan segala kemaksiatan yang
telah kita perbuat. Maka dari itu bersihkanlah hati kita dengan doa, ilmu, dan
segala sesuatu yang baik.
Setelah memberikan kajian, istighotsah dimulai. Acara berlangsung
sangat khidmat. Kami semua berdoa bersama, lantunan ayat suci dan shalawat
menggema ke seluruh isi masjid. Saat berdoa, yang dipimpin oleh imam besar
Masjid Raya Agung, hampir seluruh siswa dan guru menitihkan air mata. Memohon ampun
kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang telah kita perbuat. Mendoakan orang
tua agar mereka selalu diberi lindungan oleh Allah SWT. Tidak lupa juga
mendoakan bapak ibu guru yang telah mendidik dan mengajar kami agar mereka
diberi kesehatan dan lindungan Allah SWT.
Aku yang kebetulan suka gengsi ya kalau nangis, tapi tadi
gabisa nahan banget. Apalagi pas doa buat bapak ibu yang sudah meninggal. Keinget
sama alm. Bapak langsung deh banjir air mata. Saking khidmat nya dan besar
banget doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.
Selesai istighotsah, kami berbaris menyalami bapak ibu guru
buat minta maaf dan minta restu biar kami semua diberi kelancaran untuk menghadapi
USBN dan UNBK. Terlihat doa dan harapan dari mereka untuk kami semua kelas 12. Sekarang mereka hanya bisa berdoa setelah bersusah payah mengajar kami dari
kelas 10 hingga kelas 12.
Ga lupa juga minta maaf ke temen-temen dan mendoakan sukses kuliahnya. Moment tersedih itu pas berpelukan dan saling mendoakan. Sedih banget udah 3 tahun berjuang bareng-bareng di SMANOP dan ga kerasa bentar lagi bakal berpisah. Sepertinya bakal selalu nangis kalau inget kejadian ini. Aku itu
malu buat mengungkapkan perasaan aku, jadinya cuma bisa meluk, nangis, trus bilang
“sukses ya”.
Sebelum teman-teman kelasku pada bubar alias pulang. Seperti
remaja pada umumnya, jangan sampai kelewatan dengan yang namanya foto. Ini beberapa foto yang diambil setelah acara istighotsah.
Bismillah setelah acara istighotsah mudah-mudahan hati kami
lebih tenang. Semoga kami diberi kelancaran dan kemudahan oleh Allah SWT untuk
melaksanakan USBN pada tanggal 19-27 Maret 2018 dan UNBK pada tangal 9-12 April
2018 serta SBMPTN pada tanggal 8 Mei 2018.
Buat teman-temanku semangattttt ujiannya, setelah belajar sangat maksimal dari pagi ke pagi hingga bergadang gaada hentinya jangan lupa juga untuk berdoa. Minta
maaf dan juga doa dari orang tua tentunya.
Semoga kelas 12 SUKSES. AAMIIN.
0 Comments